Agama Spiritual Isa

Mengapa Isa beda ajarannya dengan ajaran agama Yahudi yang ketat dan penuh aturan itu? Mengapa Yesus tidak memperkenalkan sederet tatacara bahkan sering dianggap melanggar aturan agama Yahudi ? Mengapa Yesus tidak mengajarkan sistem majelis para imam dan kekuasaan kerajaan? Demikian parah pertentangan itu hingga Yesus ditolak oleh pemuka-pemuka agama Yahudi dan dihukum mati. Tetapi, meskipun demikian, Yesus membuktikan bahwa agamanya itu yang benar karena Ia hidup setelah mati, sementara semua pemuka agama Yahudi masuk kuburan dan tidak pernah hidup lagi.
Apa beda agama Yahudi dan agamanya Yesus? Dibandingkan dengan agama Yahudi dimana Ia hidup saat itu, berikut adalah beberapa perbedaan mendasar. Salah satunya dari analisis adalah karena bentuk agama yang Yesus ajarkan adalah bukan AGAMA-HUKUM (Taurat Musa dan sistem hukum yang disusun para ulama Yahudi), melainkan AGAMA-SPIRITUAL.
Hal ini penting sebab Yesus adalah juga manusia biasa sama seperti kita semua. Dalam status manusia biasa itu ia menganut agama-spiritual yang mampu mengubah dirinya dari manusiawi menjadi ilahi. Inilah alasan mengapa agamanya Yesus itu penting untuk dipelajari karena caranya Isa ini menurut Buku Urantia adalah jalan yang riil dan terbukti untuk mencapai kehidupan abadi.





             - AGAMA HUKUM     -  AGAMA SPIRITUAL
    
Tuhan      - Hakim                         - Bapak
Manusia   - Hamba                       - Anak yang bertumbuh
Surga       - Kesenangan fisik         - Kesenangan alam rohani
              - Dosa tetap dilakukan     - Dosa dihentikan (berubah)
             - Pahala-Hukuman            - Tidak melakukan dosa lagi
Perubahan  - Dari luar (tatacara)     - Dari dalam batin
                  - Olah fisik                   - Olah batin 
                                                       ("lahir baru dalam ruh")    
Sumber hukum - Aturan hukum        - Suara Tuhan dari dalam
                        - Ritual fisik              - Ritual batin
Metode       - Paksaan/disiplin         - Sukarela (Keputusan hidup) 
                    (spt pada hewan)              (makhluk cerdas)    


Beberapa perbedaan mendasar ini bisa menjelaskan perbedaan antara AGAMA-HUKUM yang diajarkan saat itu dalam sistem Yahudi dengan AGAMA-ROH yang diajarkan Isa Almasih.

Isa mengajarkan Tuhan itu "Bapak" pengasih penyayang yang menganggap manusia sebagai anak. Anak itu bertumbuh perlahan-lahan, diubah dari dalam menjadi sempurna tidak berdosa lagi. Pekerjaan itu disebut spiritualisasi, diawali oleh kejadian "lahir baru dalam roh (spirit)" lalu si bayi roh dalam diri kita itu diajar melalui pengalaman hidup makin lama makin dewasa, memilih yang baik dari yang jahat, selalu memilih "kehendak Tuhan" sehingga tujuan akhirnya adalah sempurna. "jadilah kamu sempurna sama seperti Bapaku di surga adalah sempurna,"  kata Isa.

Bagaimana prosesnya? Tidak kelihatan, seperti angin, kata Isa, sebab itu dilakukan ROH TUHAN (Penyelaras Pikiran, Percikan Ilahi, Adjuster) yang sudah ada dalam batin manusia, tetapi pasti dan tetap hasilnya, sebab ibarat komputer, yang diubah itu program dalamnya, bukan wujud fisiknya. Proses batin, bukan ritual tatacara fisik. Olah batin, memperbaiki proses internal dengan keputusan sikap dan kehendak,  bukan eksternal dengan hukum dan tatacara. 

Apakah Tuhan bisa melaksanakannya? Kenyataannya, Isa itu adalah juga manusia biasa yang mengikuti agama semacam ini, dan berhasil mencapai keilahian dgn metode ini. Metode Agama-Spiritual ini memang metodenya Tuhan. dan hasilnya kita bisa lihat sendiri. Hasilnya metode spiritual adalah wujud SPIRIT (ROH) dan kesempurnaan ilahi. Roh yang bisa hidup abadi sampai di Firdaus yang mengharuskan manusia berwujud Roh murni agar bisa sampai kesana. Roh yang menciptakan semua wujud fisik dan benda.
 
Kita dihadapkan pada dua jenis pendekatan yang sangat berbeda itu, dari luar (agama hukum) atau dari dalam (agama roh), mana yang akan kita ikuti?

Mana yang efektif dan berhasil?

Kedua metode itu ada kesulitannya masing-masing. Dalam agama-hukum memang sangat ketat soal aturan badan, tetapi banyak celah untuk tetap memuaskan hawa nafsu kita, karena fokus orang adalah menaati aturan hukum fisik badani yang sementara, bukan esensi moral spiritual yang sifatnya abadi. Dalam agama-hukum ini bisa sangat munafik. Di satu sisi sepertinya saleh dan taat 100% tetapi di sisi lain jahat dan memuaskan nafsu. Hal ini karena fokusnnya adalah menaati aturan hukum, kulitnya, bukan perubahan batin menetap yang intinya. Dosa kita masih lakukan dalam bentuk lain yang lepas dar jerat hukum, dan jika tidak ketahuan orang lain, kita lakukan dosa itu lagi bahkan yang lebih hebat. Malahan pengikut hukum bisa berbuat jahat pada sesama demi menegakkan hukum, seperti dilakukan para ulama Yahudi pada Yesus. Demi hukum Yahudi itu, manusia dianiaya, dirajam, dibunuh, dikatakan sesat dan kafir, dan seterusnya. Hukum tidak memecahkan masalah moral apalagi spiritual, karena hukum badani hanya untuk badan, dibuat tidak untuk menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang spiritual abadi, sesuatu yang menjadi sumber dari moral dan hukum itu sendiri.

Hukum bukan solusi untuk spiritual. Hukum tidak menghasilkan kehidupan abadi. Manusia bukan sumber moral apalagi spiritual. Sistem hukum bukan bertujuan untuk moral spiritual dan bukan sumber spiritual. Untuk menciptakan manusia spiritual, diperlukan agama-spiritual dengan metode spiritual juga.
Moral spiritual adalah dari Tuhan yang spiritual dan itu bisa dilakukan dengan metode spiritual ini: 

Pekerjaan itu dilakukan oleh ROH dalam batin dan kita berhadapan dengan keputusan-keputusan pengalaman pribadi untuk mengikuti Tuhan, bukan mengikuti hasrat nafsu kepentingan diri sendiri, dan di situlah sulitnya, karena kita diajar untuk menghentikan dosa dalam semua bentuknya dengan sadar dan mengikuti kehendak Tuhan. Kita mengikuti suara Roh yang di dalam kita. Kita sedang diubah dalam batin kita menjadi wujud SPIRIT yang akan hidup selamanya, dan perubahan itu memerlukan pengorbanan pribadi dan penyerahan diri yang kuat, untuk terus diubah menjadi sempurna dan meninggalkan kesenangan-kesenangan dosa yang kita lakukan, diganti dengan kesenangan-kesenangan rohani yang baru dan lebih tinggi.

Pelajaran itu diberikan melalui pengalaman hidup. Jadi, jangan heran jika ada sesuatu menimpa hidup kita, sebab itu bagian dari pelajaran. Di situlah olah batin dan perubahan internal akan terjadi. Mereka yang tidak sabaran sengaja diberi kasus yang bikin marah. Pernahkah Anda mengalami ini? Pasti. Dan itu sering menyakitkan. Koordinator pengajarnya adalah Roh yang didalam kita sendiri. Jadi, kita wajib berkomunikasi dengan baik dengan Yang Didalam agar pelajaran ini sukses.  

Semua adalah bagian dari pengembangan spiritual, pengembangan wujud bayi semi-roh yang bertumbuh makin besar, dan akhirnya menjadi dewasa dalam diri kita. Itulah jiwa (soul) kita. Sesuatu yang nyata ada. Aku yang sebenarnya, yang hidup, dan kalau badan kita mati jadi tanah, jiwa itu masih ada, tidak ikut musnah.
Agar hidup selamanya, jiwa kita itu yang kemudian menyatu dengan Roh yang sama yang mengajar kita selama ini juga. Inilah masterplan riil meraih hidup setelah mati, jelas dan nyata, jelas ukurannya dan hasilnya. Inilah inti agama spiritualnya Yesus. Inilah SPIRITUAL mudah. Manusia ditempati, diajar, dan dikembangkan oleh SPIRIT, untuk akhirnya mencapai hidup abadi menyatu dengan SPIRIT dan mencapai status akhir wujud SPIRIT yang menjadi sumber dan hidup dalam kondisi fisik apapun di alam semesta ini.
 
Bagi Tuhan yang mencipta segalanya, tidak ada yang tidak mungkin. Segala yang diperlukan dari kita adalah sikap hati yang mau dan rela dan serius untuk diajar melalui kasus-kasus pengalaman hidup kita.

1 comment: